Hari ini, Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH meresmikan Malaria Center di Kabupaten Halmahera Selatan menandai puncak peringatan Hari Malaria Sedunia ke-3, tanggal 24 April 2010. Hadir dalam peresmian ini Gubernur Maluku Utara, Bupati Halmahera Selatan, Pimpinan DPRD Kabupaten Halmahera Selatan, Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat.
Pendirian Malaria Center ini sangat penting, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih menghadapi risiko penyakit malaria karena sampai saat ini sekitar 80% Kabupaten/ Kota termasuk katagori endemis malaria.
“Pendirian Malaria Center dan Pos Malaria Desa (Posmaldes) di desa endemis dan terpencil dengan memanfaatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dengan pembinaan dan pengawasan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota melalui Puskesmas dan Poskesdes setempat merupakan langkah maju,” ujar Menkes.
Menurut Menkes, penyakit malaria terutama menyerang penduduk yang berdomisili di desa-desa yang terpencil dengan kondisi lingkungan yang kurang baik, transportasi dan komunikasi yang sulit dicapai, dan akses pelayanan kesehatan yang terbatas. Akibatnya banyak kasus malaria yang tidak mendapat pengobatan paripurna.
Jumlah kasus klinis malaria yang dilaporkan di Indonesia pada pada tahun 2009 adalah 1.143.024 orang dan jumlah kasus positif yang ditemukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium adalah 199.577 orang. Jumlah ini mungkin lebih kecil dari keadaan yang sebenarnya, karena tidak semua kasus dilaporkan akibat hambatan transportasi dan komunikasi dari desa-desa endemis yang terpencil, ujar dr. Endang Rahayu Sedyaningsih.
Jumlah kasus menurut Menkes, tahun 2009 terjadi penurunan kasus dibanding tahun – tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 3 juta kasus/tahun. Penurunan ini terjadi berkat adanya teknologi tepat guna dalam pengendalian malaria. Antara lain, ditemukan dan dikembangkannya obat anti malaria baru yaitu ACT (Artemisinin-based Combination Therapy) dan alat deteksi cepat atau RDT (Rapid Diagnostic Test) dan kelambu berinsektisida.
”Menurut perhitungan para ahli ekonomi kesehatan, dengan jumlah kasus seperti itu akan timbul kerugian ekonomi sekitar 3 triliun rupiah belum termasuk biaya sosial sebagai akibat dari menurunnya tingkat kecerdasan anak, rendahnya kualitas sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas kerja,” papar Menkes.
Menkes menyatakan, malaria dapat menimbulkan berbagai komplikasi termasuk anemia. Anemia yang diderita ibu hamil dapat menyebabkan perdarahan bahkan kematian saat persalinan, berat bayi lahir rendah, dan gangguan pertumbuhan pada anak yang mengakibatkan mundurnya kemampuan kognitif dan kemampuan memahami pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, jika Indonesia berhasil bebas dari malaria, akan dicapat peningkatan kesehatan masyarakat dan mutu generasi penerus bangsa.
Untuk mengatasi malaria, pada tanggal 12 November 1959 Presiden Soekarno telah mencanangkan Komando Pembasmian Malaria (KOPEM) yang ditandai dengan penyemprotan pertama rumah penduduk untuk membasmi nyamuk penular malaria di Yogyakarta. Peristiwa bersejarah ini setiap tahun diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN).
Masalah malaria merupakan masalah yang kompleks karena terkait dengan berbagai aspek seperti 1) aspek parasit penyebab penyakit malaria, yaitu Plasmodium, 2) aspek nyamuk penular, yaitu nyamuk Anopheles, 3) aspek lingkungan yang mempengaruhi jumlah nyamuk penular, dan 4) perilaku manusia yang mengakibatkan mereka rawan digigit nyamuk.
Teknologi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut saat ini sudah dikuasai bangsa Indonesia sehingga sudah saatnya dapat mengeliminasi malaria dari bumi pertiwi, seperti arahan Bapak Presiden RI: Sekarang Saatnya Kita Bertindak, ujar Menkes.
Revitalisasi Puskesmas, kata Menkes, sebagai pusat pemberdayaan masyarakat terus digalakkan. Antara lain dengan dikembangkannya Desa Siaga sebagai perwujudan peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Dalam rangka pengembangan Desa Siaga telah didirikan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang dipimpin tenaga kesehatan sekurang-kurangnya seorang bidan. Poskesdes ini mengkoordinir berbagai upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) termasuk Posmaldes.
Menkes menambahkan, pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan juga menyediakan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) untuk Puskesmas dengan maksud mendukung kegiatan operasional dan upaya promotif dan preventif di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam periode 2010 – 2014 Pemerintah juga akan mengupayakan tercapainya universal coverage atau Jamkesmas Semesta yang diharapkan akan mencakup seluruh penduduk. Selain itu, DTPK atau Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan juga mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan dan upaya khusus lainnya dalam bentuk PDBK (Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan) juga sedang dikembangkan untuk dapat segera dilaksanakan, ujar Menkes.
Berbagai langkah dan upaya ini diharapkan akan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan demikian masyarakat semakin dekat dengan pelayanan kesehatan dan siap-siaga dalam menghadapi berbagai tantangan di bidang kesehatan termasuk malaria dan penyakit potensial wabah lainnya, menurunkan angka kesakitan penyakit menular, menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita, guna mencapai visi Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.
Menkes berharap Malaria Center ini dapat dikembangkan menjadi pusat pengembangan penanggulangan malaria menuju eliminasi malaria di Kabupaten Halmahera Selatan karena pada dasarnya setiap daerah mempunyai masalah yang berbeda.
Dalam kerjasama lintas-sektor untuk pengendalian malaria, Menkes menyambut baik masuknya pendidikan bidang kesehatan khususnya malaria dalam muatan lokal kurikulum pendidikan bagi anak sekolah.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , info@puskom.depkes.go.id This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , kontak@puskom.depkes.go.id This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar